Selasa, 04 Agustus 2009

Dikubur 26 Tahun, Jasad Kyai Utuh

Masyarakat di Jalan Garuda, Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, heboh. Jasad KH Abdullah Mukmin yang telah meninggal dan dikubur 26 tahun silam ternyata masih utuh. Itu diketahui setelah makam kyai kharismatik itu dibongkar karena terkena proyek perluasan jalan.

TANGERANG, SN—Kondisi jasad kyai yang merupakan pendiri Madrasah Al-Isllahud Dinayah di Jurumudi itu tampak masih utuh, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bahkan kain kafan yang digunakan untuk membungkus jasad kyai tidak mengalami kerusakan sedikitpun. Padahal, KH Abdullah Mukmin meninggal dan dikubur sejak tahun 1983 silam. 
Makam KH Abdullah Mukmin yang berada di samping Mushola Al-Najat di Jalan Garuda, Kelurahan Jurumudi, Benda, ini dibongkar pada Minggu (2/8) lalu. Saat dibongkar, ratusan warga tampak memadati lokasi untuk menyaksikan pengangkatan salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Benda yang pernah menjadi Wakil Ketua Pengadilan Agama Tengerang di zaman Bupati Muhdi ini. Saat jenazah diangkat, seluruh warga tercengang melihat kondisi jenazah yang masih utuh.
H Nurhasan, 50, yang bertugas merawat, memandikan serta mensalatkan jenazah mengatakan, kondisi jenazah KH Abdullah Mukmin tidak ada kerusakan sedikit pun. “Inilah kebesaran Allah. Jenazah KH Abdullah Mukmin yang telah terpendam puluhan tahun masih utuh,” ucap H Nurhasan kepada Satelit News, Selasa (4/8).
Ahmad Fathi, 59, salah satu anak KH Abdulah Mukmin yang turut dalam proses pemindahan jenazah ayahnya mengaku kaget karena tidak meyangka jenazah orang tuanya itu masih tampak utuh. Dikatakan Ahmad Fathi, semasa hidup, ayahnya merupakan guru ngaji di mushola Al-Munajat serta beberapa masjid yang ada di Tangerang, serta merintis pendirian Madrasah Al Isllahud Dinayah. 
Menurut Ahmad Fathi, ayahnya itu lama menjadi santri di Mekkah, Arab Saudi. Bahkan saat menunut ilmu di tanah suci itu, ayahnya berniat untuk terus menetap di sana. “Jika tidak terjadi perang dunia kedua pada saat itu, mungkin ayah masih tinggal di sana,” jelas Ahmad Fathi.
Ditegaskannya, ayahnya dimakamkan di samping mushola karena merupakan amanat. “Ayah saya meminta jika meninggal dimakamkan di samping mushola,” tandasnya. (hendra/deddy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar